SEKILAS INFO
: - Sabtu, 20-04-2024
  • 3 tahun yang lalu / Dies Natalis SMAN 2 Cikarang Utara ke 35 # Maju Terus SMANDACITRA Ukir Prestasi Demi Nama Baik Almamater
PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA MELALUI KEGIATAN LITERASI

PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA MELALUI KEGIATAN LITERASI

Penulis HUMAS SMAN 2 CIKARANG UTARA

Kurikulum Merdeka yang dicanangkan oleh Kemendikbudristek  menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia agar sesuai dengan kebutuhan zaman. Dalam Kurikulum Merdeka, siswa tidak hanya dibentuk untuk menjadi cerdas, namun juga berkarakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Dikutip dari Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, profil pelajar Pancasila adalah pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila

Di lain sisi, profil pelajar Pancasila juga mencakup mengenai kemampuan pelajar untuk memiliki paradigma berpikir yang terbuka terhadap perbedaan dan kemajemukan. Pelajar Pancasila harus memiliki kepedulian pada lingkungannya dan menjadikan kemajemukan yang ada sebagai kekuatan untuk hidup bergotong royong.

Terdapat enam elemen atau dimensi profil pelajar Pancasila. Keenam elemen ini  saling berhubungan antara satu dengan lainnya. Berikut ini uraian 6 elemen Profil Pelajar Pancasila.

1. Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia.
Pelajar Pancasila harus memiliki karakteristik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Artinya, pelajar di Indonesia harus memiliki akhlak dan hubungan yang baik dengan Tuhan Yang Maha Esa dan memahami ajaran agama serta kepercayaannya. Sehingga dapat hal-hal tersebut dapat diimplementasikan di dalam kehidupan sehari-hari.

2. Berkebinekaan Global.
Di era globalisasi seperti saat ini, maka membuat pelajar Pancasila harus tetap mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain. Sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa.

3. Gotong Royong.
Gotong royong merupakan karakteristik yang wajib dimiliki oleh pelajar Pancasila sebagai sebuah kemampuan untuk melakukan kegiatan secara kolektif dan sukarela. Hal ini penting, karena sifat gotong royong yang dimiliki oleh pelajar Pancasila akan memudahkan kegiatan untuk berjalan dengan lancar dan ringan.

4. Mandiri.
Di usia yang masih muda, seorang pelajar Pancasila harus dapat mandiri dan memiliki rasa tanggung jawab akan sebuah proses. Di lain sisi, pelajar Pancasila juga harus mampu mengatur pikiran, perasaan, dan perilaku dirinya untuk mencapai tujuan belajarnya.

5. Bernalar Kritis.
Memiliki nalar kritis harus dimiliki oleh setiap pelajar Pancasila di Indonesia. Mengapa? Karena memiliki nalar kritis berarti mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif. Kemudian, pelajar Pancasila akan mampu membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya.

6. Kreatif.
Pelajar Pancasila wajib memiliki sikap yang kreatif dalam setiap tindakannya. Sikap kreatif ini berarti pelajar Pancasila harus mampu untuk menghasilkan suatu hal yang inovatif, orisinil, dan berdampak secara luas terhadap masyarakat.

Untuk mengejawantahkan Profil Pelajar Pancasila secara nyata, dilakukanlah Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan salah satu sarana pencapaian profil pelajar Pancasila.Projek ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk “mengalami pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya. Para pelajar akan memiliki  kesempatan untuk mempelajari tema-tema atau isu penting seperti perubahan iklim, anti radikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi.

Di SMA Negeri 2 Cikarang Utara, digelar kegiatan literasi dalam rangka penguatan Profil Pelajar Pancasila. Kegiatan yang diselenggarakan  hari Senin tanggal 12 September 2022 ini adalah readathon. Readathon merupakan salah satu aktivitas literasi yang dilakukan dengan cara membaca bersama-sama di lingkungan sekolah. Seluruh peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan berkumpul di lapangan sekolah untuk melakukan kegiatan membaca buku nonpelajaran.

Acara dimulai pukul 07.00 sampai 09.30 WIB dengan didahului apel bagi seluruh ASN dan non-ASN dipimpin oleh Sukanta, S.Pd. M.Si. Kepala Sekolah menyampaikan pengarahan terkait beberapa kegiatan sekolah dan keamanan di lingkungan sekolah. Selanjutnya, kegiatan readathon  dipandu  oleh pewara Johan Amanda Maliku dan Mutiara Hasan (OSIS SMANDA CITRA), dirangkaikan dengan sambutan oleh Ketua Tim Gerakan Literasi Sekolah: Lili Priyani.

“Kegiatan literasi kali ini merupakan aktivitas pertama yang diselenggarakan di sekolah kita. Usai pandemi Covid-19, kegiatan readathon yang lazimnya dilaksanakan satu bulan sekali, belum pernah dilaksanakan karena situasi tidak memungkinkan. Karenanya, Insya Allah mulai bulan ini, kegiatan literasi atau readathon kembali akan digalakkan di sekolah kita. Semoga melalui kegiatan readathon ini, seluruh ekosistem sekolah tergerak untuk membaca dan literasi menjadi budaya dan pembiasaan  baik di sekolah ini. Kegiatan ini menjadi salah satu perwujudan dari penguatan Profil Pelajar Pancasila, terutama pada dimensi mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Dimensi lain yang juga bisa diterapkan melalui kegiatan literasi adalah kebinekaan global. Melalui kegiatan membaca diharapkan seluruh warga sekolah mampu mempertahankan budaya luhur, lokalitas, dan identitasnya di era globalisasi. Dari menelaan buku-buku diharapkan akan tumbuh sikap  saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif yang  tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa”, demikian papar Lili Priyani.

Duta Literasi Sekolah dan Tim Literasi Kelas memandu mengumandangakan Salam Literasi yang diikuti oleh seluruh peserta. Kepala SMAN 2 Cikarang Utara turut hadir mendukung kegiatan dan ikut serta membaca bersama. Seluruh peserta readathon melakukan kegiatan membaca senyap selama 10 menit dilanjutkan dengan testimoni hasil membaca oleh peserta readathon.

Ibu Nur Widhihastuti, S.Si. tampil pertama-tama menyampaikan paparan hasil membaca.  Buku yang dibaca olehnya berjudul Pawana Rindu Menyisip Sukma. Penampilan Bu Widhi terasa menyentuh dengan pembacaan salah satu puisi yang terdapat dalam buku kumpulan puisi yang dibacanya.

Di samping itu, tampil pula Fachrunisa Zahra dari Kelas XII MIPA-2 yang mengulas isi buku berjudul “Cinta dalam Ikhlas” karya Abay Aditya. Menurut Nissa (Ketua OSIS), hikmah yang diperoleh dari membaca buku ini adalah cinta itu bisa mempengaruhi orang lain untuk berubah menjadi lebih baik dan banyak nilai-nilai kehidupan yang bisa diserap dari buku yang dibacanya.

Salah seorang siswa yang juga tampil adalah Azizah Sella yang menyampaikan hasil membaca buku berjudul “Max Havellar” karya Multatuli. Sebagai Duta Literasi Sekolah, Azizah dan Tim Literasi Kelas sangat antusias membantu kelancaran semua kegiatan literasi di sekolah.

Pewara dan Tim Gerakan Literasi Sekolah (GLS SMANDA CITRA) memeriahkan acara dengan memberikan kuis. Kepada pemenang kuis diberikan apresiasi berupa hadiah yang sudah disiapkan  oleh para guru. Terima kasih kepada Ibu Fery Indrawati, Ibu Nurasiah, Ibu Ernawati, Ibu Nur Widhihastuti, Ibu Ratnasari Yuniati, Ibu Euis Nurajizah, dan Ibu Lili Priyani yang sudah berkenan menyiapkan hadiah sebagai apresiasi bagi peserta yang sudah antuasias mengikuti readathon.
Usai melakukan kegiatan membaca, selanjutnya seluruh peserta didik akan menuangkan  hasil membacanya pada Jurnal Literasi Siswa.

Melalui kegiatan literasi  hari ini diharapkan dimensi  profil pelajar Pancasila bisa diterapkan, tidak hanya fokus pada kemampuan kognitif, tetapi juga sikap dan perilaku sesuai jati diri sebagai bangsa Indonesia sekaligus warga dunia.
Harapan baik ditebarkan agar peserta didik dapat melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu dan siap menghadapi tantangan global sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya dengan aktivitas literasi yang sudah menjadi habituasi.

(Cikarang Utara, 12 September 2022)


TINGGALKAN KOMENTAR