MELENYAPKAN KARAKTER BURUK DENGAN LETUSAN BALON
(SEBUAH REFLEKSI DIRI DARI WORKSHOP HARI PERTAMA DI SMANDA CITRA)
Reportase: Humas SMANDA CITRA
Selama dua hari berturut-turut di SMAN 2 Cikarang Utara berlangsung workshop yang diikuti oleh seluruh tenaga pendidik dan kependidikan. 95 guru dan tenaga ketatausahaan berkumpul di aula, tempat diselenggarakannya kegiatan. Workshop kali ini bertajuk ‘Optimalisasi Pengelolaan Kelas melalui Penguatan Character Building bagi Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMAN 2 Cikarang Utara Kabupaten Bekasi’.
Tepat pukul 08.00 WIB hari Senin tanggal 26 Oktober 2020 workshop dibuka untuk kegiatan hari pertama. Dengan memantik semangat peserta melalui yel-yel: SMANDA CITRA, YES! SMANDA CITRA, HEBAT! SMANDA CITRA, LUAR BIASA! , pewara mengantarkan workshop dengan luapan suka cita dan bergairah. Adalah Lili Priyani yang hari ini akan memandu acara workshop hingga tuntas sore nanti.
Kepala Sekolah, Bapak Drs. Mohammad Ilham Hasan, M.M. membuka acara dengan harapan agar kegiatan bisa diikuti oleh seluruh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dengan serius, berkonsentrasi dari awal hingga akhir acara.
“Semoga dengan mendapatkan materi dari narasumber yang kompeten di bidangnya, workshop di SMAN 2 Cikarang Utara ini bisa bermanfaat bagi peningkatan kompetensi dan kemajuan sekolah,” demikian harapan kepala sekolah sekaligus membuka workshop secara resmi.
Pada kesempatan itu, kepala sekolah juga memperkenalkan narasumber yang akan menyajikan materi. Dr. Dirgantara Wicaksono, C.Ht., S.Pd., M.M., M.Pd. seorang motivator, dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta, youtuber, merupakan rekan dari kepala sekolah. Tampak keakraban antara keduanya. Dua orang yang sama-sama memiliki kompetensi profesional yang mumpuni di bidangnya. Kepala Sekolah, Bapak Ilham seorang pemimpin yang memiliki kecapan manajerial yang teruji dan humanis. Bersama beliau, SMAN 2 Cikarang Utara perlahan berbenah menunjukkan aura positif. Aura positif ini tidak hanya ditunjukkan dari para personal yang ada di dalamnya, namun juga semua benda (ruangan, bangunan sekolah, taman, kamar mandi, dan seluruh sisi sekolah). Semangat kebersamaan yang dibangun oleh Kepala Sekolah, menjadikan sekolah ini bergeliat lebih maju dengan nuansa baru. Inilah yang selama ini sempat tenggelam di sekolah ini. Melalui koneksi beliau, hari ini Pak Bombom (sapaan akrab Pak Ilham kepada Pak Dirgantara, narasumber) menyambangi SMAN 2 Cikarang Utara.
Sesaat usai menyampaikan kata sambutan, kepala sekolah didapuk untuk unjuk keterampilan dalam bernyanyi. Tak dinyana, sebuah lagu mengalun dengan merdu dari suara emas beliau. Tampak kepala sekolah piawai membawakan lagu dan menunjukkan bakat bermusik. Jelas saja, seluruh peserta larut dalam acara dan menikmati tampilan kepala sekolah yang diiringi oleh Tim Musik SMANDA CITRA (Pak Dias, Pak Ade Irawan, Pak Reno, dan Pak Majid). Workshop yang berbeda dari biasanya.
Pilihan kepala sekolah sangat tepat dengan mengundang narasumber sekeren Pak Bombom, suasana workshop sungguh jauh berbeda. Berbeda dari workshop yang sudah-sudah dan pernah diselenggarakan di sekolah ini. Dosen milenial ini mampu membetot perhatian peserta. Keterampilan beliau dalam menguasai suasana, lengkap dengan gaya berkomunikasi yang tidak monoton, mampu menghipnotis peserta. Terlihat antusias peserta mengikuti kegiatan dan betah tetap berada di dalam ruangan hingga materi tuntas.
Sajian materi Pak Dirgantara dibuka dengan mengajak peserta ‘bergerak bersama’. Dengan memilih dua orang peserta mewakili guru muda (Linda Melinda dan Heryanto), suasana disemarakkan dengan meniru gerakan yang diperagakan oleh kedua peserta tertunjuk. Diiringi musik berirama dangdut dan beat, seluruh peserta ‘bergoyang’. Tak sampai di situ, kesempatan berikutnya giliran Pak Saptu dan Bu Ngatini, dua guru senior didaulat tampil untuk mencontohkan gerakan mengikuti hentakan musik. Walhasil, kedua guru ini pun beroyang. Ini luar biasa. Banyak peserta tak menyangka kalau Pak Saptu ternyata memiliki bakat terpendam dalam menyelaraskan gerakan seirama alunan musik. Kegembiraan jelas terpancar, gelak tawa terdengar dari luapan emosi seluruh peserta.
Setelah memompa semangat peserta, sesi berikutnya Dr. Dirgantara memaparkan salindia (PPT) yang berjudul Team Work. Definisi Team Work adalah sekumpulan individu yang bekerja sama membangun atas dasar komitmen, saling tergantung, pendelegasian, dan memiliki sumber daya. Sementara definisi Team (Tim) adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi dan saling memengaruhi ke arah tujuan bersama. Team Work merupakan sarana yang sangat baik dalam menggabungkan berbagai talenta dan dapat memberikan solusi inovatif suatu pendekatan yang mapan. Keterampilan dan pengetahuan yang beraneka ragam yang dimiliki oleh anggota kelompok juga merupakan nilai tambah yang akan membuat teamwork lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan seorang individu yang brilian sekalipun.
Unsur-unsur dalam Team Work adalah kegiatan (tindakan verbal maupun nonverbal yang dilakukan oleh anggota kelompok), interaksi (komunikasi dan kontak antarpribadi yang terjadi di antara anggota kelompok, dan sentimen (perasaan, sikap, keyakinan/nilai-nilai yang dainut anggota kelompok.
Lalu, dijelaskan pula bagaimana mmebentuk konsensus kelompok. Caranya dengan 1) hindari cara mempertahankan pendapat secara membabi buta, 2) jangan mengubah pendapat hanya demi kesepakatan dan menghindari konflik, 3) hindari prosedur penyerangan konflik, seperti voting, lempar koin, 4) mencoba melibatkan semua orang dalam proses pengambilan keputusan, dan 5) jangan berasumsi bahwa seorang harus menanga dan seorang harus kalah pada waktu diskusi.
Untuk membangun sebuah tim yang dapat bekerja sama dibutuhkan pemahaman menyeluruh terhadap karakter tim, tahap-tahap perkembangan tim, cara-cara mengembangkan kekompakkan tim, dan faktor-faktor penentu efektivitas kerja tim. Dalam hal ini dibutuhkan empat cara untuk meningkatkan kekompakkan tim, yaitu a) memperkenalkan persaingan, b) meningkatkan ketertarikan antarpribadi, c) meningkatkan interaksi, dan d) menciptakan tujuan bersama dan rasa senasib.
Namun, dalam team work biasanya ada saja konflik. Konflik ini merebak bila ada tindakan permusuhan, emosional dalam berpikir dan kurang rasional, perbedaan kepribadian, perbedaan nilai, perbedaan pandangan, perbedaan tujuan, perbedaan kultur, dan juga perbedaan kepentingan. Lebih lanjut, Pak Bombom menyampaikan cara-cara memanajemen konflik. Gaya manajeman konflik yaitu dengan cara menghindar, mengakomodasi, mencari pihak yang menang/kalah, melakukan kompromi, dan berkolaborasi.
Materi dilanjutkan oleh Tim Pak Dirgantara yaitu Dr. Mus Mulyadi, M.Pd. Masih dengan bahasan Team Work, narasumber menyampaikan Psikologi Kerja Kelompok. Sebuah tim adalah sekelompok orang yang saling bergantung untuk memenuhi tujuan yang sama, seringkali melalui pemecahan masalah, untuk mencapai tujuan mereka sendiri dan organisasinya. Minimal tim harus menjadi unit kooperatif dan kolaboratif. Mus Mulyadi menyampaikan 6 kompenen inti psikologi kerja tim yaitu identitas tim, motivasi, kesadaran emosional, komunikasi, toleransi, dan resolusi konflik. Seiring azan Zuhur berkumandang dari masjid sekolah, workshop dihentikan untuk sholat, istirahat sejenak, dan santap siang.
Pukul 12.45 WIB, acara dilanjutkan kembali. Kali ini suasana ruangan aula ditata dengan formasi berhadap-hadapan, tidak menggunakan meja, dan tengah ruangan dibiarkan kosong. Ternyata sesi ini akan diisi dengan kegiatan dinamika kelompok. Peserta dibagi ke dalam 10 kelompok. Masing-maisng beranggotakan 7 – 9 orang yang terdiri dari guru yang senior dan junior dan TU senior dan junior, bercampur baur menjadi satu kelompok. Keseruan terjadi dalam kegiata berkelompok ini.
Pak Dirgantara memberi tugas kepada anggota kelompok untuk menuliskan: karakter/sikap kita yang diketahui oleh orang lain dan kita mengetahuinya, karakter/sikap kita yang tidak diketahui orang lain tetapi kita mengetahuinya, dan karakter/sikap kita yang tidak diketahui orang lain dan kita pun tidak mengetahuinya. Masing-masing anggota kelompok memberikan penilaian terhadap temannya satu kelompok dan menuliskannya di selembar karton. Si A menilai Si B, Si C menilai Si D. Si A mengungkapkan karakter baik Si B, begitunpun sebaliknya. Si C mengungkapkan karakter jelek Si D, begitu pun sebaliknya. Tampak masing-masing anggota menuliskan secara jujur karakter teman. Di sinilah dibutuhkan untuk saling memberikan penilaian terhadap teman satu organisasi. Ini untuk menghilangkan konflik yang akan memperuncing perbedaan dalam team work. Hal lain, melalui aktivitas seperti ini, kita bisa melakukan introspeksi diri. Setiap kita tentunya memiliki sifat buruk di samping sifat baik yang tentunya harus kita rawat. Terkadang, karakter yang kita tampilkan belum tentu tepat dan baik menurut orang lain. Dengan mengetahui penilaian teman terhadap kita, menjadikan diri kita paham karakter yang tidak baik dalam diri kita sendiri, selanjutnya bisa menjadi bahan evaluasi diri kita.
Setelah semua orang dalam kelompok memberikan penilaian terhadap karakter teman satu kelompok, kepada anggota kelompok dibagikan balon. Selanjutnya peserta menuliskan karakter buruk di atas balon yang sudah ditiup besar. Apa yang terjadi selanjutnya? Balon-balon ini dipecahkan . Ini sebagai simbol untuk meletuskan karakter buruk dan menghilangkan sifat jelek dari diri seseorang. Untuk selanjutnya menggantinya dengan selalu memunculkan karakter baik.
Hari beranjak sore, workshop segera berakhir pukul 15.30 WIB. Muhasabah dipimpin oleh salah satu Tim Pak Dirgantara. Ustadz Sholihin memandu perenungan diri. Dengan khidmad seluruh peserta mengikuti acara ini, hingga diakhiri dengan saling bersalam-salaman. Seperti yang bisa saya sarikan bahwa keutamaan bersalam-salaman di antaranya bisa mengampuni dosa-dosa, menimbulkan rasa sayang dan cinta antara orang yang saling bersalaman, menimbulkan ketenangan jiwa, menghilangkan kebencian di hati, dan satu lagi: bersalam-salaman merupakan ciri orang-orang yang berhati lembut.
Pamungkas acara workshop yang menyentuh batin peserta. Semua larut dalam perenungan diri dan tentunya memantik semangat baru untuk bekerja bersama dalam team work yang solid demi kemajuan sekolah tercinta.
Coming together is a beginning. Keeping together is progress. Working together is success. Ungkapan ini berarti ‘Datang bersama adalah awal. Menjaga kebersamaan adalah kemajuan. Bekerja sama adalah kesuksesan’.
(Cikarang Utara, 30 Oktober 2020)